Contact

Terbaru

Flickr Images

Ridwan Kamil: Aceh Rumah Kedua Saya

Written By REDAKSI on Friday 25 December 2015 | 23:18

BANDA ACEH - Wali Kota Banda Aceh, Ridwan Kamil mengatakan bahwa Aceh merupakan rumah keduanya setelah Kota Bandung.

Kedekatan pria yang akrab disapa Kang Emil ini dengan Aceh karena karya fenomenalnya yang dibangun di Aceh yaitu Museum Tsunami.

"Karena itu saya ada emosi dan cinta di Aceh," katanya saat menjadi pemateri pada seminar nasional dalam rangka peringatan 11 tahun tsunami di AAC Dayan Dawood Unsyiah, Banda Aceh, Sabtu (26/12/2015).

Pada seminar bertema "Pembangunan Berkelanjutan" ini, Kang Emil tidak melepaskan kupiah meukutop, kupiah khas pahlawan Aceh.

Dalam kesempatan itu, Kang Emil memaparkan beberapa program unggulan Kota Bandung.
"Proyek tersulit dalam karya saya ketika menciptakan proyek museum tsunami Aceh. Waktu mendesain banyak air mata tumpah dan melahirkan karya ini," katanya.

Tribun

Arsitek Meseum Tsunami Aceh, Ridwan Kamil Hadiri Peringatan Tsunami

Pemerintah Kota Banda Aceh akan menggelar seminar nasional dalam rangka memperingati 11 tahun musibah gempa dan tsunami Aceh di gedung AAC Dayan Dawood,Sabtu (26/12/2015). Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil dan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto direncanakan ikut mengisi acara tersebut.

Tiga wali kota akan hadir sebagai pemateri pada seminar tersebut yakni Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, Wali Kota Bandung Ridwal Kamil dan Wali Kota Bogor Bima Arya.Selain itu  Rektor Universitas Syiah Kuala, Syamsul Rizal juga ikut menjadi salah satu pembicara dalam seminar nasional tersebut.

“Ridwan Kamil dan Bima Arya dipastikan akan hadir ke Banda Aceh pada 26 Desember mendatang,” ungkap Kabag Humas Setdako Banda Aceh Marwan, Rabu (23/12/2015).

Marwan mengatakan, seminar nasional tersebut terbuka untuk seluruh kalangan masyarakat. Kegiatan tersebut yang diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat terkait kebencanaan.

“Seminar ini terbuka untuk siswa, mahasiswa dan masyarakat umum. Wali Kota Illiza akan menyampaikan presentasi ‘Banda Aceh Menuju Kota Tangguh’ diikuti dengang sesi presentasi oleh Rektor, Wali Kota Bandung dan Wali Kota Bogor. Acara juga akan diisi dengan sesi tanya jawab.”kata Marwan.

Disamping itu, sebagai bagian rangkaian acara peringatan 11 tahun tsunami juga akan digelar Pameran Foto Tsunami dan bedah buku "Civilization of Light" karya Fotografer Harian Serambi Indonesia, Bedu Saini pada 26-27 Desember 2015 di Museum Tsunami Aceh.

Sementara itu Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal bersama Gubernur Aceh, Zaini Abdullah dan Kepala SKPK direncanakan akan berziarah ke Kuburan Massal Ulee Lheue pada puncak peringatan tsunami 26 Desember 2015 pagi. Di sana, acara akan diisi dengan tausiah dan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Mursalin.

“Sebelum ke Ulee Lheue, wali kota akan terlebih dahulu menggelar coffe morning dengan sejumlah wartawan di pendopo Wali Kota,” pungkasnya.

Terlilit Hutang? Baca Doa Ini

Written By beritaserambi on Wednesday 23 December 2015 | 04:43


Semua kita pernah berhutang, namun yang paling penting adalah bagaimana kita bisa melunasinya. karena melunasinya adalah wajib. jika kita dililitkan oleh hutang yang banyak maka mintalah pertolongan kepada Allah dengan banyak berdoa agar diberikan jalan keluar.

Berikut adalah sebagian doa yang baik dibaca setiap saat untuk mempernudah dan memperlancar segala hajat demi kelancaran membayar hutang.

ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฅِู†ّูŠ ุฃَุนُูˆุฐُ ุจِูƒَ ู…ِู†َ ุงู„ْู…َุฃุซَู…ِ ูˆَุงู„ู€ู…َู€ุบْู€ู€ุฑَู…ِ
ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ูŠَุง ูَุงุฑِุฌَ ุงู„ْู‡َู…ِّ ، ูƒَุงุดِูَ ุงู„ْุบَู…ِّ ، ู…ُุฌِูŠุจَ ุฏَุนْูˆَุฉَ ุงู„ْู…ُุถْุทَุฑِّูŠู†َ ، ุฑَุญْู…َู†َ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ูˆَุงู„ْุขุฎِุฑَุฉِ ، ูˆَุฑَุญِูŠู…َู‡ُู…َุง ، ุฃَู†ْุชَ ุชَุฑْุญَู…ُู†ِูŠ ، ูَุงุฑْุญَู…ْู†ِูŠ ุฑَุญْู…َุฉً ุชُุบْู†ِูŠู†ِูŠ ุจِู‡َุง ุนَู†ْ ุฑَุญْู…َุฉِ ู…َู†ْ ุณِูˆَุงูƒَ .
Dan seringlah membaca kalimat ّุงู„ู…ุฐู„ ( Al-Muzillu salah satu Asmaul Husna ) agar mudah saat kita menagih Hutang.


Sumber: Abu MUDI

Mengejutkan, Ini Pengakuan Seorang Kader PKS

Berita Serambi - Banyak kontroversi jika kita membicarakan tentang partai politik. Ada yang suka, ada yang tidak suka, ada yang suka banget, ada yang benci banget. Salah satu partai yang membuat saya tertarik adalah partai keadilan sejahtera (PKS), sebab perbincangan tentang partai ini lah yang paling ramai di timeline facebook dan twitter saya. Saya juga sempat membaca buku-buku tentang partai ini misalnya Profil Kader Partai Keadilan Sejahtera, Ideologi Politik PKS, Dilema PKS: Suara dan Syariah, dll.

Disini saya tidak akan membahas bagaimana buruknya partai ini, atau baiknya partai ini. Namun, saya ingin mendiskusikan tulisan dari seseorang yang mengaku mantan kader PKS dari Universitas Indonesia (UI) bernama Arbania Fitriani sebagai "note" pribadi di facebook.

Berikut tulisannya:

Pertama-tama, saya menuliskan pengalaman saya ini tidak untuk menjatuhkan atau menjelek-jelekkan salah satu partai besar di Indonesia. Saya hanya ingin berbagi pengalaman untuk menjadi bahan renungan para pembaca agar dapat lebih mengenal PKS dari dalam.

Tulisan ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengenal PKS secara objektif, agar rakyat Indonesia mengetahui apakah PKS benar-benar mengusung kepentingan rakyat Indonesia atau justru sedang mengkhianati masyarakat dan para kadernya sendiri dengan sentimen keagamaan serta jargon sebagai partai bersih. Sayangnya, banyak masyarakat dan orang-orang di dalam tubuh PKS ini pun tidak menyadarinya.

Bagian tersebut akan saya jelaskan secara singkat di akhir cerita saya, dan sekarang saya ingin berbagi dulu kepada para pembaca mengenai sistem pengkaderan PKSyang sangat canggih dan sistematis sehingga dalam waktu singkat membuatnya menjadi partai besar.

Saya waktu mahasiswa adalah kader PKS mulai dari 'amsirriyah sampai ke 'am jahriyah. Mulai dari saya masih sembunyi-sembunyi dalam berdakwah, sampai ke fase dakwah secara terang-terangan, sejak PKS masih bernama PK sampai kemudian menjadi PKS.

Dalam struktur pengkaderan PKS di kampus, ada beberapa lingkaran, yakni lingkaran inti yang disebut majelis syuro'ah (MS), lingkaran ke dua yakni majelis besar (MB), dan lingkaran tiga yang menjadi corong dakwah seperti senat (BEM), BPM (MPM), dan lembaga kerohanian islam.

Jenjangnya adalah mulai dari lembaga dakwah tingkat jurusan, fakultas, sampai ke Universitas. Jika di universitas tersebut terdapat asrama dan punya kegiatan kemahasiswaan, maka di sana pun pasti ada struktur seperti yang telah saya terangkan.

Universitas biasanya akan berhubungan dengan PKS terkait perkembangan politik kampus maupun perkembangan politik nasional. Dari sanalah basis PKS dalam melakukan pergerakan-pergerak an politik dalam negeri atas nama mahasiswa baik itu yang berwujud demonstrasi ataupun pergerakan lainnya. Sistem pergerakan, pengkaderan, dan struktur lingkaran yang terjadi di dunia kampus sama persis dengan yang terjadi di tingkat nasional.

Kembali ke dalam struktur lingkaran PKS di kampus, orang-orang yang duduk di MS jumlahnya biasanya tidak banyak dan orang-orangnya adalah orang-orang yang terpilih. Kebanyakan yang menjadi anggota MS adalah mahasiswa yang memang sudah di kader sejak SMU. Tapi tidak banyak juga yang berhasil masuk ke dalam MS dari orang-orang yang telah dikader pada saat kuliah. Saya termasuk orang yang masuk ke dalam lingkaran MS yang baru di kader pada saat kuliah dan menduduki posisi sebagai mas’ulah di asrama UI sehingga saya punya akses langsung untuk berdiskusi dengan mas’ulah tingkat universitas. Dari sini juga saya akhirnya banyak tahu sistem dalam PKS meskipun saya pada tingkat fakultas hanya masuk sampai tingkat MB.

Dalam MS dan MB memiliki mas’ul (pemimpin untuk anggota ikhwan) dan mas’ulah (pemimpin untuk anggota akhwat). Masing-masing mas’ul (ah) ini membawahi MS secara keseluruhan dan ada juga mas’ul (ah) yang membawahi sayap-sayap dakwah yakni sayap tarbiyah (mengurusi pengkaderan khusus untuk ikhwah seperti pemetaan liqoat, materi liqoat, dll), sayap syiar (mengurusi syiar islam khususnya dalam lembaga kerohanian formal dan menjaring kader baru), dan sayap sosial & politik (mengurusi dakwah dalam bidang lembaga formal kampus yakni BEM dan MPM).

Di lingkaran ke dua adalah majelis besar, anggotanya adalah ikhwah yang sudahdi kader juga dan tinggal menerima keputusan dari MS untuk dilaksanakan. Jadi, MS ini adalah tink-tank dari seluruh kegiatan yang terjadi di kampus. Apabila kader PKS duduk sebagai ketua BEM/Senat atau MPM/BPM, maka semua kegiatannya harus mendapat ijin dari MS dan memang biasanya berbagai agenda di BEM/Senat dan MPM/BPM ini dibuat oleh MS.

Bagaimana sistem pengkaderan PKS itu sendiri...?  Bagaimana PKS mengubah seorang menjadi kader yang militan...? Jalan pertama adalah menguasai Senat, BEM, BPM, dan MPM. Apabila lembaga formal ini sudah dikuasai maka akan mudah untuk membuat kebijakan terutama pada masa penerimaan mahasiswa baru.

Saat orientasi Mahasiswa baru biasanya mereka akan dibentuk kelompok kecil (halaqah) dan ikhwah PKS akan berperan sebagai mentor. Kegiatan ini akan berlanjut rutin selama masa perkuliahan di mana halaqah ini akan berkumpul 1 minggu sekali. Dari sinilah biasanya akan terjaring orang-orang yang kemudian akan menjadi ikhwah militan, bahkan orang yang sebelumnya tidak pakai jilbab dan sangat gaul bisa menjadi seorang akhwat yang sangat pemalu namun juga sangat militan.

Agenda utama kami adalah membentuk Manhaj Islamiyah di Indonesia menuju Daulah Islamiyah (mirip dengan sistem Khilafah Islamiyah dari HTI). Doktrin utama dalam sistem jamaah PKS yang juga menamakan dirinya sebagai jamaah Ikhwanul Muslimin ini adalah “nahnu du’at qobla kulli sya’I” dan“sami’na wa ata’na”. Dua doktrin inilah yang membuat kami semua menjadi orang yang sangat loyal dan militan. Setiap instruksi yang diberikan dari mas’ul (ah) atau pun murabbi (ah) kami akan kami pasti patuhi meskipun kami tidak benar-benar paham tujuannya. Seperti menyumbang, mengikuti demonstrasi, meskipun harus bolos kuliah, dll.

Selama saya aktif di pergerakan ini, saya melihat banyak sekali teman-teman saya yang berhenti menjadi Aktivis Dakwah Kampus (ADK). Dulu saya merasa kasihan dengan mereka, karena yang saya tahu diberitahu oleh murabbi kami dan juga seringkali dibahas dalam taujih atau tausiyah (semacam kultum) bahwa dalam jalan dakwah ini selalu akan ada orang-orang yang terjatuh di jalan dakwah, mereka adalah orang-orang futur (berbalik ke belakang).

Orang-orang ini biasanya kami label sebagai anggota “basah” (barisan sakit hati). Saya mempercayai semuanya sampai akhirnya saya pun merasa tidak cocok lagi untukberada di sana dan memutuskan untuk keluar dari ADK padahal saya dulu sudah diproyeksikan sebagai ADK abadi (orang yang akan menjadi aktivis dakwah kampus selamanya dengan cara menjadi dosen atau karyawan tetap di kampus).

Ada beberapa alasan yang membuat saya mengambil keputusan untuk keluar, antara lain:


    Adanya ekslusivisme antara kami para ADK dengan orang-orang diluar ADK. Kami para ADK adalah orang-orang khos (orang khusus) dan mereka adalah adalah orang ’amah (orang umum). Orang khos adalah orang yang sudah mengikuti tarbiyah dan mengikuti liqo’at (semacam halaqah tapi lebih khusus lagi) dan orang ’amah adalah orang yang belum mengenal tarbiyah.


Para ikhwah, terutama para ADK, tidak akan mau menikah dengan ’amah karena mereka dapat membuat orang khos seperti kami menjadi futur, bahkan bisa membuat kami terlempar dari jalan dakwah. Istilah khos dan a’amah ini membuat saya merasa tidak natural dan tidak manusiawi dalam menghadapi teman saya yang ’amah.  Saya diajarkan bahwa mereka adalah mad’u (objek dakwah) saya.

Jika saya bisa menarik mereka ke dalam sistem kami apalagi bisa menjadi ADK, maka kami akan mendapat pahala yang sangat besar. Saya merasa menjadi berdagang dengan teman saya yang dulunya sebelum menjadi ADK adalah sahabat saya. Saya merasa tidak memanusiakan teman saya dan lebih memandang mereka sebagai objek dakwah.


    Dalam liqo’at ataupun dauroh saya juga ada beberapa hal yang membuat saya tidak sreg, seperti bahwa saya harus lebih mengutamakan liqo’at dari pada kepentingan orang tua dan keluarga saya. Bahkan saya pernah diberitahu bahwa bila sudah ada panggilan liqo’at, meski orang tua saya sakit dan harus menjaganya, maka saya harus tetap datang liqo (entah mengapa selama beberapa tahun saya bisa menerima konsep yang kurang manusiawi ini).


Hal lain adalah saya tidak boleh mengikuti kajian di luar liqo saya, padahal setahu saya bahwa kebenaran itu tidak hanya milik liqo saya, masih banyak sekali kebenaran di luar sana. Bahkan buku bacaan pun diatur dimana ada banyak buku yang saya sangat berguna untuk menambah wawasan keislaman saya seperti buku yang mengajarkan tentang hakikat islam namun oleh murabbi saya dilarang. Untuk hal ini saya membangkang karena seandainya islam itu memang benar rahmatan lil 'alamin maka ilmunya pun pasti sangat luas dan tidak hanya monopoli orang-orang di PKS semata.

Dan hal yang paling mengusik saya adalah selama saya mengaji di liqo atau pun mengikuti taujih dan taushiyah dalam syuro atau pun dauroh-dauroh (training) saya merasa lebih banyak diajarkan tentang kebencian terhadap agama atau aliran lain seperti bagaimana kejamnya kaum nashoro (nasrani) yang membantai saudara kami di Poso, Yahudi yang membantai saudara kami di Palestina, JIL yang memusuhi kami, NII yang sesat, teman-teman Salafi yang mengganggu kami, dst.

Sampai-sampai, akibat begitu terinternalisasinya hal tersebut, ketika saya mengikuti tarbiyah universitas dan sedang makan siang, saya dan teman-teman menganggap yang sedang kami makan dan telan itu adalah orang-orang Yahudi dan Nashoro. Doa-doa kami pun selalu secara khusus ketikaqunut adalah untuk mujahid-mujahid di Palestina dan Afganistan (kadang saya berpikir kapan kita berdoa untuk pahlawan perjuangan di Indonesia yang telah menghadiahkan kemerdekaan terhadap kita).

Sejujurnya saya lebih tersentuh dan bisa menangis tersedu-sedu ketika dibacakan ayat-ayat seperti dalam surat Ar-Rahman yang menceritakan Cinta-Ilahi ketimbang surah seperti Al-Qiyamah yang menceritakan azab-Nya. Kebencian sangat bertentangan dengan hati nurani saya karena saya sangat percaya dengan ayat yang mengatakan bahwa rahmat Allah SWT lebih cepat dari murka-Nya, yang artinya cinta Allah SWT seharusnya dapat menghapus kemarahan-Nya terhadap umat manusia. Inilah sebabnya mengapa di sini hati saya merasa sangat kering saat mengikuti tausiyah dan taujih yang senantiasa bercerita tentang peperangan dan kebencian.


    Semua ganjalan-ganjalan yang saya rasakan akhirnya meledak ketika saya kemudian tahu dari sumber yang terpercaya dalam pemerintahan, juga dari petinggi PKS sendiri, tentang agenda yang tidak pernah saya ketahui sebelumnya dan pastinya juga tidak diketahui oleh orang-orang se-level saya atau bahkan pun pengurus inti PKS.


AGENDA UTAMA PKS

Agenda utama PKS adalah menghancurkan budaya Indonesia melalui invasi budaya Arab Saudi.

Banyak sekali indikasi yang saya rasakan langsung pada saat menjadi ADK sepertiupaya kami untuk menghalang-halangi acara seni, budaya, musik, dll. Hingga berbagai upaya kami agar bisa memboikot mata kuliah ilmu budaya dasar (IBD).

Saya ingat dulu, karena saya begitu termakan doktrin bahwa mata kuliah IBD tidak berguna dan bisa melemahkan iman saya seringkali membolos kalau ada latihan menari sampai saya sempat dibenci teman-teman saya.

Kembali kepada agenda PKS ini sebagai perpanjangan tangan dari Kerajaan Saudi tujuan utamanya adalah agar kekuasaan Arab bisa mencapai Indonesia mengingat satu-satunya sumber devisa Arab adalah minyak yang diperkirakan akan habis pada tahun 2050 dan melalui jamaah haji.

Indonesia adalah negara yang sangat kaya sumber daya alam dan merupakan umat muslim terbesar di dunia. Bahkan jika seluruh umat muslim di timur tengah disatukan, umat muslim Indonesia masih jauh lebih banyak. Untuk itu, agar dapat bertahan secara ekonomi, maka Arab Saudi harus bisa merebut Indonesia dan cara yang paling jitu adalah melalui invasi kebudayaan.

Islam dibuat menjadi satu dengan kebudayaan Arab, sehingga budaya Arab akan dianggap Islam oleh masyarakat Indonesia yang relatifmasih kurang terdidik dan secara emosional masih sangat fanatik terhadap agama.

Ketika kebudayaan lokal sudah bisa dihilangkan dan kebudayaan Arab yang disamarkan sebagai Islam dapat berkuasa, maka orang-orang akan menjadi begitu fanatik buta bahkan fundamentalis dan tidak bisa lagi mengapresiasi agama lain dan budaya lokal. Lalu, bila kebudayaan Nusantara sudah sampai dianggap musyrik atau bid’ah, maka saat itulah NKRI akan bubar.

Orang-orang yang pulaunya dihuni oleh mayoritas non muslim atau yang masih memegang budaya lokal di Indonesia akan meminta merdeka. Pulau-pulau di Indonesia akan terpecah belah dan pada saat itulah orang-orang ini akan bagi-bagi “kue”.

Peta rencanaya adalah bagian pulau di Indonesia yang mayoritas Islam akan dikuasai oleh Arab. Sedangkan daerah yang penduduknya mayoritas kristen akan dikuasai oleh Amerika. Lalu, daerah-daerah yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, Buddha, Animisme, dll., akan dikuasai oleh Cina.

Tidak banyak orang PKS yang tahu soal ini, hanya segelintir saja yang memahaminya. Mereka menduduki posisi-posisi strategis dalam pemerintahan agar dapat lebih memudahkan agendanya. Sentimen keagamaan terus dipakai untuk meraih simpati masyarakat. Sehingga berbagai produk kebijakan seperti Perda Syariat, UU APP, dll. yang rata-rata hanya sekedar mengurus masalah cara berpakaian semata akan dengan bangganya diterima oleh masyarakat muslim yang naif sebagai keberhasilan Islam.

Masyarakat kita lupa bahwa sampai saat ini PKS belum menghasilkan produk yang dapat memajukan ekonomi, menyelesaikan permasalahan kesehatan, pendidikan, pencegahan bencana alam, korupsi, trafficking, tayangan TV yang semakin memperbodoh masyarakat, dan permasalahan lain yang lebih riil dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita ketimbang sekedar mengatur cara orang dewasa berpakaian dan berperilaku.

Jangan terburu-buru apriori dan menganggap tulisan mengenai pengalaman saya ini adalah black campaign. Renungkan dengan hati nurani yang dalam. Tidak ada kepentingan saya selain hanya menyampaikan kebenaran.

Saya tahu resiko apa yang ada di hadapan saya dan siapa yang saya hadapi. Tapi saya lebih takut menjadi bagian dari orang yang zalim, karena tahu kebenaran, namun tidak bersuara. Rasa cinta saya bagi negeri yang sudah memberi saya kehidupan ini menutupi rasa takut saya. Saya yakin siapa yang berjalan dalam kebenaran maka kebenaran akan melindunginya.

Buat rekan saya, murabbi saya, sahabat-sahabat saya dulu sesama ikhwah, saya mencintai kalian semua dan akan terus mencintai kalian. Saya berharap, persaudaraan kita tetap terjalin karena bukanlah partai atau agama yang mempersaudarakan kita, tapi karena kita satu umat manusia, anak cucu Adam. Kalau bahasa teman saya, kita menjadi saudara karena kita menghirup udara yang sama, makanya kita disebut “sa-udara”.

Semoga pengalaman saya ini dapat menjadi bahan renungan para jamaah “fesbukiyah” dalam menentukan pilihan pemimpin yang akan membawa kapal Indonesia menuju masyarakat yang bahagia, makmur dan sentosa, yang memiliki jati diri dan menghargai kebudayaan nusantara.

Wallahu A’lam Bis-Shawab Wallahul Musta’an.

Begitulah tulisan Arbania Fitriani dalam note facebooknya. Terlepas dari benar tidaknya dia mantan kader PKS dan asli tidaknya akun ini, saya cuma mau minta pendapat teman-teman (dari partai tersebut maupun yang tidak) terkait tulisan tersebut. Saya harap dalam diskusi ini tidak ada kata-kata kasar dan menyakitkan pihak lain. Berpendapatlah secara kritis dan dengan cara yang baik sebagaiseorang yang menaati hukum. Terimakasih.

Adab Menghadiri Maulid Nabi

Berita Serambi - Adab Para Salaf shalihin, sebelum hadir ke tempat acara “Maulid”, beliau ra biasanya tertibnya, mengambil wudhu dengan baik dan sempurna, dalam masih keadaan basah air wudhu, lalu membaca “Shalallahu ‘alaa Muhammad” 33x tanpa diselingi berbicara dengan yang lain. Lalu diusap kewajahnya, lalu membaca doa sehabis wudhu. Kemudian shalat sunnah 2 rakaat, niat shalat sunnah syukur Wudhu, rakaat pertama Al-Kafirun, setelah Al-Fatihah, lalu rakaat kedua al-ikhlas. setelah salam membaca subhanallah, Alhamdulillah Allahu Akbar masing-masing tiga (3) kali.

Lalu boleh ditambahkan shalat sunnah hajat 2 rakaat. Pada rakaat pertama Al-Kafirun dibaca (3) tiga kali, setelah Al-Fatihah, lalu rakaat kedua setelah Al-Fatihah membaca S.al-ikhlas (3). setelah salam membaca istighfar 21 kali lalu shalawat 3x, lalu berdoa membaca niat untuk hadir maulud, contoh doa niat sbb :

Allahumma Ya Allah, kami niat untuk hadir Maulud NabiMU SAW, dengan niat agar mendapat ridha Allah & Rasulullah SAW serta Syafaat Rasulullah didalam agama, dunia dan akhirat, serta dengan niat agar Allah memberikan semua hajat (kebutuhan) kami, mengabulkan doa-doa kami, melapangkan kesulitan kami, memudahkan semua urusan kami dan urusan kaum muslimin di dalam hal agama, dunia dan akhirat

Hal itu semua diatas, seyogyanya dilakukan mulai berwudhu hingga shalat sunnah wudhu sampai shalat sunnah hajat, dilakukan tanpa diselingi perbuatan dan pembicaraan yang tidak berarti, serta dilakukan dengan tertib pelaksanaannya berkesinambungan. Jika waktu tidak memungkinkan paling tidak shalat sunnah wudhu diutamakan.

Setelah melakukan amal sholeh diatas barulah para salaf shalihin, beliau2 ra berjalan menghadiri Maulud Nabi SAW, dengan bertawakal Kepada ALLAH SWT, sangat mengharapkan limpahan Barakah , rahmat dan maghfirah tercurahkan kepadanya. Dengan berjalan penuh rasa tawadhu dan tadharu’ (menghadirkan perasaan khusu’,seakan-akan akan menemui Baginda Nabi SAW bersama para Sahabat-nya, dan para Awliya-NYA, yangdisaksikan oleh Allah Jalla Jallaaluh ta’ala serta para malaikat).

Menanamkan adab batin ini sungguh sangat paling afdhol didalam menghadiri maulud, karena Allah melihat dan menyaksikan hati para hamba-NYA. Firman-NYA,” Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya”. Biasanya para salaf shalihin memperbanyak membaca shalawat kepada Baginda Nabi Rasulullah SAW, dalam perjalanannya, ketika dan selama Maulud Nabi SAW berlangsung, baik dibaca secara sirr (rahasia-dalam hati) atau jahar (di-lafadz-kan, dibaca dengan lisan).

Momentum yang paling baik dan barakah dalam pembacaanMaulud Nabi SAW adalah pada saat Mahalul Qiyam berdiri ketika membaca “Yaa Nabii Salaaam Alayka Yaa Rasulsallaam ‘Alayka“. Diantara bait2 tersebut maka adalah momentum yang terbaik kita berdoa memohon kepada ALLAHSWT, segala doa dan hajat, kita diselingi dengan membaca shalawat “Yaa Nabii SAlaaam ‘Alayka Yaa Rasulsallaam ‘Alayka“, bersama-sama. Jadi diantara bait-bait, tersebut, seyogyanya kita berdoa. InsyaAllah Mustajabah.

Lalu tidak kalah pentingnya, adalah menghadirkan orang-orang yang kita cintai-sanak keluarga, sahabat dan kerabat yang kita kehendaki ketika itu. Hadirkan dengan perasaan kita, bahwa mereka ikut hadir (bil ghoib) dalam pelaksanaan maulud. Yang Insya Allah,Rahmat, Barakah dan SyafaatNYA akan meliputi kepada mereka semua, yang secara lahiriah tidak hadir.

Itulah salah satu Kebesaran-NYA dan Kasih Sayang-NYA kepada umat Baginda Nabi SAW yang merupakantetesan-tetesan air Ar-Rahmah dari Samudera RahmatIllahi.

Didalam pelaksanaan pembacaan Maulud, seyogyanya kita mempertautkan hati kita dengan Baginda Nabi SAW, bagi yang pernah berziarah ke makam Beliau SAW di Madinahal-Munawarah, mungkin bisa kembali mengingat2nya. seakan-akan membaca maulud risalah Baginda nabi SAW didepan di hadapan makam beliau yang mulia SAW Insya Allah. Bagi yang belum rejeki, maka dapat cukupmembayangkan kehadirannya SAW, paling tidak merasa
dilihat dan didengar. Sehingga nilai-kualitas dariMaulud Insya Allah dapat dirasakan cukup kemanfaatan nya, bukan hanya sekedar hadir duduk, doa, amin, makanlalu bubar, sedangkan hati sanubari masih tetap kotor penuh karatnya penyakit2 lahiriah dan batiniah.

Maulud adalah salah satu ajang yang sangat sacral untuk mengembalikan jati diri kita sebagai hamba ALLAH dan sebagai umat pengikut Baginda Nabi SAW. Oleh karenanya seyogyanya kita bisa memperhatikan dengan seksama arti-makna-terjemahan dari bacaan maulud yang dibaca, hal ini sungguh sangat bermanfaat, guna meningkatkan kualitas hati kita menuju derajat ihsan disisi Allah dan RasulNYA. Inilah salah satu sirr - rahasia dari pelaksanaan Maulid Nabi SAW. Sehingga ketika kembali dari hadir maulud itu, hati semakin bercahayanya, Insya Allah, hati sanubari kita ke seluruh relung anggota tubuh kita, mengikis habis segala karat penyakit-penyakit baik lahir dan batin. Dan semakin bertambah keimanan dan kecintaan kita kepada Allah dan RasulNYA.

Maulud Nabi SAW, yang kami kutip dari kitab, An-NurAl-Mubin fii Mahabbati Sayyil Mursalin, oleh Guru besar kita Sang Waliyullah Hadhratusy Syaikh KH.Muhamad Hasyim Asy’ari Asy-Syadzili Al-Qadiriah wanNaqshbandiyah, mercu suar pendiri Nahdlatul Ulama,Ahlus Sunnah wal jama’ah.

Beliau termasuk salah satu seorang Imam Muhadist terkemuka yang menjadi rawi ke-24 dari rantai silsilahhadis Shahih Bukhari-Muslim. Dari gurunya SyaikhMahmud at-Termas, guru besar Masjidil Haram bermadzhabSyafi’i. Yang kami kutib dari beliau, berkat barakah dan karamahnya serta madad sirr dari para gurru-guruspiritual kami, Insya Allah kami cukupkan untuk mengutip Ayat-Ayat Al-Qur’an dan Hadist yang Shahih yang disepakati oleh para Imam Muhadist, jadikami tidak mengambil hadist yang hanya 2-3 riwayat Imam Hadist, tetapi mengambil yang Mutafaq Alaih, disepakati oleh lebih dari 3 Imam Muhadist, demi InsyaAllah menambahkan nur keimanan dan keyakinan kita.

Cut Nyak Dhien dan Kisah Wafatnya

Berita Serambi - Cut Nyak Dhien (ejaan lama: Tjoet Nja' Dhien, Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848 – Sumedang, Jawa Barat, 6 November 1908; dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Setelah wilayah VI Mukim diserang, ia mengungsi, sementara suaminya Ibrahim Lamnga bertempur melawan Belanda. Ibrahim Lamnga tewas di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878 yang menyebabkan Cut Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah hendak menghancurkan Belanda.

Teuku Umar, salah satu tokoh yang melawan Belanda, melamar Cut Nyak Dhien. Pada awalnya Cut Nyak Dhien menolak, tetapi karena Teuku Umar memperbolehkannya ikut serta dalam medan perang, Cut Nyak Dhien setuju untuk menikah dengannya pada tahun 1880. Mereka dikaruniai anak yang diberi nama Cut Gambang. Setelah pernikahannya dengan Teuku Umar, ia bersama Teuku Umar bertempur bersama melawan Belanda. Namun, Teuku Umar gugur saat menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899, sehingga ia berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya. Cut Nyak Dien saat itu sudah tua dan memiliki penyakit encok dan rabun, sehingga satu pasukannya yang bernama Pang Laot melaporkan keberadaannya karena iba.Ia akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Di sana ia dirawat dan penyakitnya mulai sembuh. Namun, keberadaannya menambah semangat perlawanan rakyat Aceh. Ia juga masih berhubungan dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap. Akibatnya, Dhien dibuang ke Sumedang. Tjoet Nyak Dhien meninggal pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang. Nama Cut Nyak Dhien kini diabadikan sebagai Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya di Meulaboh.

Setelah ditangkap, Cut Nyak Dhien dibawa ke Banda Aceh dan dirawat di situ. Penyakitnya seperti rabun dan encok berangsur-angsur sembuh. Namun, Cut Nyak Dien akhirnya dibuang ke Sumedang, Jawa Barat, karena ketakutan Belanda bahwa kehadirannya akan menciptakan semangat perlawanan dan juga karena ia terus berhubungan dengan pejuang yang belum tunduk.

Ia dibawa ke Sumedang bersama dengan tahanan politik Aceh lain dan menarik perhatian bupati Suriaatmaja. Selain itu, tahanan laki-laki juga menyatakan perhatian mereka pada Cut Nyak Dhien, tetapi tentara Belanda dilarang mengungkapan identitas tahanan. Ia ditahan bersama ulama bernama Ilyas yang segera menyadari bahwa Cut Nyak Dhien merupakan ahli dalam agama Islam, sehingga ia dijuluki sebagai "Ibu Perbu".

Pada tanggal 6 November 1908, Cut Nyak Dhien meninggal karena usianya yang sudah tua. Makam "Ibu Perbu" baru ditemukan pada tahun 1959 berdasarkan permintaan Gubernur Aceh saat itu, Ali Hasan. "Ibu Perbu" diakui oleh Presiden Soekarno sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui SK Presiden RI No.106 Tahun 1964 pada tanggal 2 Mei 1964.

Syeh Ihsan Dahlan Kediri dan Kisah Keramatnya

Berita Serambi - Ihsan Jampes atau terkenal dengan sebutan Syeikh Ihsan Jampes atau Syeikh Ihsan bin Muhammad Dahlan Al-Janfasi Al-Kadiri (lahir pada tahun 1901 di Kampung Jampes, Desa Putih, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur - meninggal 16 September 1952 pada umur 51 tahun) adalah ulama besar asal Kediri yang berpengaruh dalam penyebaran ajaran Islam di wilayah nusantara pada abad ke-20.

Ia adalah pendiri Pondok Pesantren Jampes di Dusun Jampes, Desa Putih, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri.Di samping itu, ia juga terkenal melalui karyanya Siraj ath-Thalibin, yang merupakan penjelasan (syarah) dari kitab Minhaj al-Abidin karya Imam al-Ghazali. Selain dikenal sebagai ulama sufi, ia juga dikenal ulama ahli dalam bidang ilmu-ilmu seperti falak (astronomi), fikih, hadits, dan beberapa bidang ilmu agama lainnya.

Diceritakan oleh muridnya, KH. Hambali Cirebon yang masih hidup sampai sekarang bahwa pada saat syah Ihsan masih hidup beliau mampu mendeteksi dan meramalkan perkara yang akan terjadi, biasanya beliau sering mengatakan terhadap buah-buahan akan jatuh pada taggal dan hari sekian bahkan detik sekian. demikian sekelumit kisah keramatnya ulama dari sekian banyak kisah lainnya yang akan kita tulis pada catatan berikutnya.
 
Support : Website | Berita dan Ispiratif | Khabar Populer
Copyright © 2016. IKAPAS NISAM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Khabarpopuler.com
Shared by Jejak Agama | Proudly powered by Site